Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Surat Untukmu, Bidadariku...

Dari Syubhan Triyatna, dengan sepenuh rindu, untukmu, seseorang yang telah Allah tuliskan dalam takdirNya.... Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Jangan kau tanya kenapa aku tulis surat ini yang bahkan aku sendiri bingung kemana harus mengalamatkannya. Surat ini kutujukan untukmu, yang aku sendiri belum tahu namamu, Tapi Ia tahu. Aku tak tahu apakah kau juga gelisah sama sepertiku, mengarungi detik demi detik masa muda itu ternyata tak semudah melewati jalan tol. Ia lebih mirip seperti mengarungi samudera. Gelombang maksiat menghantam dari segala sisi, kapalku pun sering oleng. Kemudian aku hanya ingin mencari dermaga, aku hanya ingin berlabuh. Lepas dari gelombang maksiat yang siap karamkan kapalku. Aku hanya ingin berlabuh sebelum aku tenggelam, dan dermaga itu adalah kamu, bidadariku....

Ramadhan, Bulan Kemerdekaan

“Visi Ramadhan:...La’allakum tattaquun, agar kamu bertakwa. Dan Takwa adalah kata lain dari merdeka". Ramadhan adalah medan perang untuk meraih sebuah kemerdekaan hakiki. Ramadhan adalah sebuah padang dimana kita bertempur begitu sengit dengan diri kita sendiri. Adalah sebuah laga dimana kita bertempur habis-habisan. Mempertaruhkan apa-apa yang kita punya. Berat memang. Tapi ini demi satu tujuan: Merdeka. Merdeka atas akal dan pemikiran kita. Merdeka atas hati dan perasaan kita. Dan merdeka atas raga dan sikap kita. Sebagian orang mengatakan bahwa merdeka adalah kebebasan. Dimana setiap orang bebas melakukan apa saja menurut kehendaknya pribadi. Bebas   memikirkan apa saja. Bebas mengikuti faham apa saja sekehendaknya. Bebas merasakan kesenangan apa saja yang diinginkannya. Maka lahirlah budaya hedonisme, permisivisme dan isme-isme yang lainnya. Padahal sebenarnya itu semua adalah sebuah kolonialisme. Penjajahan nafsu atas diri kita sendiri. Kita jadi budak dan nafsulah

Selamat Ramadhan

Selamat Ramadhan, Mentari.. Semoga di hari-hari nanti, Cahyamu bisa lebih terang lagi di gelap hati-hati kami...

Maafkan Kami, Ramadhan

Maafkan Kami, Ramadhan... Mestinya kami bahagia menyambut datangmu... Tapi nyatanya banyak dari kami yang justru gundah dengan harga-harga yang makin melambung menjelang hadirmu...