Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Catatan Hati Kadiv Konsumsi

“Yang mesti kita fahami lagi adalah, bahwa butir nasi yang kita buang-buang itu bukan hanya tumbuh dari padi yang diairi aliran irigasi tapi juga tumbuh oleh air mata, peluh, bahkan darah para petani !” Mei 2012. Saya mendaftar, tepatnya didaftarkan di sebuah kepanitiaan terbesar di Institut Pertanian Bogor: MPKMB. Kepanitiaan Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru. Besar, karena Jumlah pesertanya hampir   5000 orang dengan panitia   355 orang. Tapi sepertinya bukan itu yang membuat besar, yang membuat besar adalah tanggung jawab seorang kakak kepada adiknya. Tanggung jawab pewarisan keluhuran budi dari pendahulu kepada penerusnya. Disitu beratnya, disitu besarnya.

Yang Kita Mau dan Tidak Mau

Ada satu pelajaran berharga di hari ini. Pagi tadi, pukul 7 di Ruang kuliah. Tiba-tiba dosen masuk. Salam. lalu langsung bertanya pada saya yang kebetulan duduk paling depan. "Kamu, yang pakai baju kotak-kotak, siapa namamu?"

Karena Ia Mencintaimu

Pernahkah kau merasa kehilangan arah angin? Kemudimu lepas? Tidak tahu lagi mesti apa yang dilakukan? Hanya terombang-ambing gelombang? Awak kapalmu sudah sejak lama putus arang? badai tak hentinya melanda? Menggunung ombak tak hentinya menerpa? Dan hanya tinggal sendiri di tengah luas samudera? Bingung. Aku sering

Pena: Pedang Bermata Dua

Pada masa sebelum ada awal, hanya ada Allah sendiri. Lalu diciptakanlah arsy-Nya. Dan kemudian terciptalah pena yang dengan itu Ia menitahkan untuk menuliskan segala sesuatu yang akan di ciptakan: manusia, semesta, malaikat, bumi, jin, hingga syurga dan neraka. Dengan pena itu pula Ia perintahkan untuk menulis seluruh episode yang akan dilalui semua ciptaannya. Runut. Detil. Lengkap. Bahkan kejadian setiap daun yang akan jatuhpun tertulis rapi. Begitulah ibnu Katsir  menjelaskan tentang penciptaan dalam awal dan akhir.

Sama

Kau salah,kawan! kau salah! wahai engkau yang bernyanyi demi keping-keping rupiah. Kau salah. Kau kata kita ini berbeda, saat kau peluk erat gitar tua dari bus ke bus kota. Dan aku cengkram pena dari kertas hingga pustaka. Kita sama, Kawan! tak ada beda! maka tegakkan lagi kepalamu! Junjung lagi harga dirimu! kita hidup dibawah langit yang sama biru. Di atas tanah yang sama kelabu. Di antara teduh naungan Tuhan yang sama satu. Jangan lagi kau bernyanyi pilu seperti itu. Seakan Tuhanlah yang sengaja ciptakan derita untukmu. Sekali lagi, Kau salah kawan! Kita tak beda, kita sama! yang jadi beda hanya hal yang satu, dan itu hanya Tuhan kita yang tahu... "....Sesungguhnya orang yang paling mulia diantaramu disisi Allah ialah yang paling bertakwa.."-Q.S. Al Hujurat:13-

Takbir

Takbir Adalah angin yang gerakkan amuk  ombak. Mengarus menerjang karang. Atau bahkan berubah bak tsunami, menghantam semua kedzaliman di hadapnya. Menggerus semua keangkuhan. Maka jika ia telah menggelombang, jangan pernah kau coba-coba halangi jalannya. Biarkan ia lewat. Karena Ia akan jadi kekuatan angkara murka yang akan lumat seluruh kemungkaran.

Surat dari ....... 1433H

gambar dari www.nurlienda.wordpress.com Ini adalah surat dari "mereka" yang amat berjasa membimbing "kami" satu tahun terakhir ini.  jika kau tanya siapa "mereka" dan "kami". Bukan disini tempat untuk menjawabnya... Semoga kenangan-kenangan kita tersimpan dalam kotak yang kita kunci rapat tanpa celah dan akan kita buka suatu saat nanti. Sekali lagi "suatu saat nanti". Inilah suratnya:

Makan

gambar dari www.jokamku.blogspot.com Ada hikmah yang tersembunyi di setiap hal yang kita lalui dalam hari-hari kita. Dalam hal-hal yang kadang kita anggap sepele. Bukan karena itu tidak penting, hanya karena itu telah menjadi rutinitas   sehari-hari kita yang kemudian kita kehilangan pemaknaan terhadapnya. Pun dalam hal yang satu ini: makan. Kita lapar, mencari makan atau memasak, makan, lalu kenyang. Tamat. Sudah seperti itu hari-hari kita lalui. Tamat. Selesai. Padahal ada hikmah. Ada sesuatu yang berharga dalam aktivitas itu diluar fungsinya yang memang sebagai bahan energi kita dalam beraktivitas.

Ukhuwah FPIK

sumber gambar: blog-alfamedyajaya.blogspot.com Ukhuwah itu.... BDP! Membudidaya cinta, persatuan, dan kebersamaan....

Tak Semestinya

gambar dari nasyidmadany.wodpress.com Tak semestinya sepanjang perjalanan, sejauh lintasan kita terus berlari. Menerobos semak. Menantang angin. ada jenak-jenak dimana kita mesti berhenti sejenak. menghela nafas. Menengok kebelakang. Mungkin kita terlalu jauh berlari. Atau menyimpang dari jalur seharusnya. Karena berhenti bukanlah berarti menyerah, tapi mengumpulkan energi untuk berlari lebih jauh lagi.

Untuk Divisi Pangan

Memang begitulah adanya. Sepanjang sejarahnya, manusia selalu melemparkan pertanyaan-pertanyaan tentang hidupnya yang tentu menuntut jawaban secepatnya. Meski seringkali jawaban-jawaban itu hadir di bukan di awal pagi, tapi di menjelang senja hari. Saat kita sudah mulai berfikir bahwa tidak ada jawaban atas petanyaan-pertanyaan kita. Yang mesti kita yakini adalah bahwa selalau ada jawaban atas setiap pertanyaan. Ibarat dua keping mata uang, itulah hidup. Ada siang pun ada malam. Ada purnama, ada pula gerhana. Ada air mata, pun kadang hadir canda tawa. Ada Temu pasti ada berpisah. Ada pertanyaan, Pasti Tuhan telah sediakan jawaban. Maka mengertilah kita tentang satu nasihat lama ini: "Selalu ada hikmah di setiap sesuatu". Seperti pertanyaan-pertanyaan "nakal" kita dahulu. Mengapa aku dilahirkan di tanah ini di keluarga ini? mengapa aku harus mengalami ini semua? bertemu dengan orang ini dan itu? dan seterusnya dan seterusnya. Yakinlah, kau akan temukan jawaban

Kerudung Cokelat-mu

gambar dari pixabay.com Mengingat kembali perjalanan pertemuan kita. Kita belum pernah bercakap. Bersetatap pun belum. Karena kau senantiasa menunduk. Lalu tersenyum. Manis. Manis sekali. Dan aku selalu gugup, selalu saja berkeringat saat kita berpapasan. Ah, gejolak masa muda. Mengalir begitu alami.

Belajar Ikhtiar dari Bunda Hajar

gambar dari zonapencarian.blogspot.com Ditengah terik padang pasir. Panas. Gerah. Di waktu lalu, di suatu tempat yang kini kita sebut Makkah. Ada suatu romansa bernada dilema. Ibrahim Alaihi salaam, mesti meninggalkan isterinya, Hajar dan anaknya yang masih merah: Ismail. Karena suatu alasan dan perintah Tuhannya. Meski Ibrahim berat. Meski hatinya tak kuat. Berkali-kali Hajar Menanyakan mengapa Ia dan anaknya ditinggal begitu saja di tempat yang tak ada penduduk selainnya. Tak ada tumbuhan serumputpun, hanya ada pasir sejauh mata memandang. Tapi Ibrahim hanya diam, dan tak kuasa menjawab. Hanya diam dengan tatapan yang begitu sendu. Nanar. Lalu muncul kalimat dari lisan Hajar yang begitu menyejarah,”Jika memang ini perintah Allah, maka tentu Allah tak akan pernah menyia-nyiakan kami!”. lalu, Akhirnya Ibrahim pergi meninggalkan mereka berdua dengan tanpa menengok kebelakang. karena ia tahu, ia takkan kuat meninggalkan mereka. Tapi Ibrahim pergi juga, hingga hilang dari pandangan

Antara Prestasi dan Karya

gambar: rumametmet.com  "Orang yang hidup untuk dirinya sendiri, akan hidup sebagai orang kecil dan mati sebagai orang kecil. tapi Orang yang hidup untuk orang lain, akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar !" -Yang Syahid, Sayyid Qutbh- Ada orang-orang yang berjibaku mengejar prestasi. Piala. Tropi. Sertifikat. Penghargaan. Mereka bersusah payah menuju IPK 4.00. Tidak salah, Memang. hanya saja.... Di saat yang sama ada orang-orang yang berpeluh keringat mewujudkan karya terbaiknya dalam diam. Tanpa hingar bingar keramaian. tanpa gemuruh tepuk tangan. Mereka bekerja berorientasi pada kontribusi untuk sekitar, bukan dirinya, bukan kebanggaan pribadinya. Seperti Kasim, Ingat? Mahasiswa Pertanian tahun 60-an yang selama 15 tahun rela membangun kehidupan di pulau seram Maluku sana. Tanpa sedikitpun berharap terimakasih, apalagi sekedar tropi atau sertifikat. Ia tinggalkan kehidupan kampus karena merasa terpanggil. Ya, Penduduk transmigran itu lebi

Pemuda Bagai Ali

 "Jangan Pernah mengharapkan Fathimah Az Zahra, Jika engkau belum seperti Sayyidina Ali.." Inilah kisah cinta yang penuh romansa. Tentang 2 insan yang sama-sama menahan degup jantungnya kala muda. Menutup keran hatinya sebelum sah cinta dalam tali pernikahan. Tentang Ali dan Fathimah. Mereka berdua tidak pernah mengucap cinta. Hanya memendamnya kian lama karena malu dan iman. Allah tahu itu. Maka tatkala Umar Ibn Khatab melamar Fathimah, Ayahnya, Rasullallah SAW menolak pinangan itu. Juga ketika Abu Bakar Ash Shidiq meminta bunga yang baru mekar itu, Rasul pun juga tak memberinya. Entah apa alasannya. Yang pasti ada kisah cinta yang dipersiapkanNya.

Universitas Ramadhan

Dan Rasullullahpun berdoa “Ya Allah, berkahilan kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta pertemukanlah kami dengan Ramadhan” –HR Baihaqi- Sebagaimana kita perhatikan akhir-akhir ini. Banyak lulusan SMA dan sederajat berbondong-bondong bahkan berdesak-desak untuk mengikuti SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) awal Juni lalu. Padahal,Hanya sekitar 19% dari mereka yang bisa di tampung perguruan tinggi. Tapi Banyak dari mereka yang mempersiapkan “mati-matian” sejak setahun yang lalu. Mengikuti bimbel dengan harga selangit demi diterima masuk di Universitas Favorit. Pun banyak yang mempersiapkan dana puluhan juta bahkan ada yang sampai ratusan untuk membayar biaya masuk universitas favorit itu. Sejak jauh-jauh hari mereka telah menabung sebagai persiapan materi untuk memasuki Universitas. Tak sedikit juga dari mereka yang sampai jual sawah atau kendaraannya agar anaknya bisa masuk universitas. Sungguh persiapan yang tidak main-main.

3 Kaidah Cinta

gambar; alakadarnya.net Laiknya Muhammad dan Aisyah-nya, atau Sayyidina Ali dan Fathimah-nya, atau Bilal dan Adzannya, atau Al-Banna dan dakwahnya, atau Khalid dan Pedangnya, atau Ibrahim dan Ismail-ya, atau bunda dan anak-anaknya. Semuanya mengajarkan sebuah kaidah yang darinyalah kita belajar mengeja kata itu: cinta.

Misi dari Langit

gambar: wahyualkautsar.blogspot.com Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.   {QS. Al Ashr: 1-3} Surat itu saya baca sering sekali saat waktu pulang belajar di madrasah bertahun lalu. Kala itu saya tidak begitu ngeh dengan lafadz apalagi makna yang terkandung dalamnya. Yang saya tahu hanya bahwa surat itu berbicara tentang waktu yang berarti waktunya pulang dari madrasah. Lalu membaca surat itu menjadi kebiasaan begitu saja tanpa mampu mendalami lautan maknanya.

Menyalip Zaman

ilustrasi:anomph.blogdetik.com Zaman bergerak terlalu cepat. Hingga kita tidak sadar telah tertinggal jauh. Pikiran-pikiran kita masih saja yang dulu. Kini berbeda. Kini tak sama. Kita kehilangan sadar akan waktu yang bergulir. Kehilangan pijak akan masa. Kita masih saja termenung di persimpangan. Bingung. Sementara zaman telah berlari kian jauh. Kita tertinggal.

Pra Nikah, Pra Cinta*

Tidak harus selalu kau... Aku hanya malu jika nanti menghadap Tuhanku  Dalam keadaan masih membujang  ....... 

Tren Peradaban

ilustrasi: e-spark.co Setiap masa memiliki trennya masing-masing. Begitulah setidaknya yang bisa kita fahami dari bergulirnya sejarah, waktu ke waktu. Amatilah sejarah ketika masa Musa AS dan Harun AS, maka kau kan temukan tren yang booming pada masa itu adalah sihir dan buhul-buhul. Jadi tidak salah jika mukjizat Musa kala itu adalah tongkat yang bisa menjelma ular atau mampu belah samudera. Lalu, amati pula masa dimana Muhammad SAW diutus, ketika itu orang yang paling dihormati adalah penyair sastrawan itu, maka sangat tepat mukjizat yang turun pada Sang Nabi adalah Al -Qur'an yang kualitasnya terlalu tinggi jika harus dibandingkan dengan sastra dan syair mereka, orang-orang pongah Quraisy. Dan pada masa awal hijrah, kala itu sejarah dipenuhi oleh ksatria-ksatria penakluk macam Khalid bin Walid atau Umar bin Khatab. Karena memang orang-orang seperti itulah yang dibutuhkan (saat itu). Bergerak ke masa kejayaan islam era Abasiah hingga Turki Ottoman, kau kan melihat yang domi

Egaliter

ilustrasi: nidyosasongko.blogspot.com Janganlah kau berjalan di belakangku Mungkin aku tak mampu memimpin jangan pula kau berjalan di depanku mungkin aku tak sanggup mengikuti tapi, berjalanlah seiring denganku Dan mari bersama tapaki jalan itu ... Ini tentang suasana egaliter yang ingin dibangun disini. Adalah kita bisa saling nasihat-menasihati sepanjang jalan ini. Adalah kritik yang mengalir tanpa ada ragu kalau-kalau si obyek kritik tersinggung sakit hati. adalah kau, aku, dia dan kita. Bisa saling berbagi kritik seperti berbagi obat untuk si sakit. meski pahit, memang. Tapi akan lebih pahit lagi jika borok di punggungmu kau ketahui setelah lebar berbau. Padahal kawanmu melihatnya setiap hari tapi enggan memberitahumu karena takut kau malu atau marah. Maka, Nasihat dan kritik adalah bukan pilih-mu tapi wajibmu. untuk ku, untuknya, dan untuk kita.

Episode Pelantikan

Sepagi ini, Pukul 7.00 harusnya Musyawarah kerja dimulai. Namun karena berbagai kendala Baru pukul 7.25 dibuka(?). Bertempat di Ruang Asma Masjid Al Hurriyyah acara dibuka dengan khidmat oleh Akh Mirza. Diawali merdu alunan Qur’an yang dibawakan Akh Amroyan. Dilanjutkan dengan Presentasi program Ketua setiap departemen di Ruang Sidang 2 Masjid Al Hurriyyah. Ya, ruangan berpindah dan saya tidak tahu alasannya. Tak apa. Al-akh Agit Supriyadi. Komandan Departemen Tahsin ini yang pertama presentasi. Diawali dan diakhiri dengan pantun menjadikan suasana mengalir tanpa ketegangan. Akh Agit mengulas banyak hal tentang perjalanan tahsin 1 tahun ke depan: Open Recruitment , KBM, sampai mekanisme ujian. Detail sekali. Saya kagum dibuatnya.

MPKMB: Sehangat Cinta Anshar Sambut Muhajirin

Lelaki itu penuh peluh kala masuki kota yang benar-benar asing baginya: Madinah. Sebenarnya Ia kaya dan terpandang, hanya saja Iman membuatnya memilih hijrah dengan segala resiko dan peluangnya. Dengan tampilan compang-camping sampailah Ia di Madinah. Oh iya , lelaki ini bernama Abdurahman Ibn Auf, salah seorang muhajirin yang sudah di-tag-kan satu tempat di syurga. Kabar baiknya lagi, Ia disambut oleh seorang anshar: Sa'ad Ibn Ar Rabi. Saking kuatnya ukhuwah, Sa'ad berkata pada Abdurrahman, " Akhi , saya punya 2 orang istri, pilihlah yang kau suka, nanti akan saya ceraikan lalu setelah idahnya habis, silahkan nikahi. Tentang harta saya, akan saya bagi denganmu, Fifty-fifty. Saya yakin kau amat butuh." Dan Jawaban Abdurahman sesaat lagi adalah jawaban yang menyejarah hingga kini, " Jazaakalloh , semoga Allah memberkahi hartamu. Tunjuki saja dimana letak pasar!", jawabnya sepenuh harga diri.

Hafal, Cukupkah?

ilustrasi: omdidien.com “Seorang berilmu yang tahu segala, sedang dan masih akan dikatakan dungu atas pengetahuannya sampai ia berusaha untuk mengamalkannya”. – Al-Fudhail Ibn Iyadh- Baru-baru ini, Dikatakan dalam Bloom’s Taxonomi bahwa tingkatan-tingkatan dalam menuntut ilmu diawali dengan kemampuan remember atau mengingat. Setelah itu, adalah kemampuan understand atau memahami. Setelah benar-benar paham, maka kita harus naik ke tingkat selanjutnya, yakni apply atau mengamalkan/mengaplikasikan. Tidak berhenti sampai disini, selanjutnya dituntut kemampuan analysis atau analisis. Setingkat diatas itu adalah kemampuan evaluate atau mengevaluasi ilmu. Yang namanya manusia, mesti saja ada keliru dalam membentuk sebuah teori atau sains. Maka, kemampuan mengevaluasi di perlukan disini. Dan, tingkatan tertinggi dari kemampuan menuntut ilmu adalah create atau menemukan ilmu baru. Bukankah ilmu manusia adalah setetes air berbanding samudera  ilmu Tuhanmu? Maka, akan selal

FLP, Mengapa Mesti?

Jika ditanya, mengapa saya ingin bergabung di FLP? Biasanya saya akan terdiam. Karena memang tidak ada alasan yang jelas mengapa saya masuk FLP. Yang ada hanya seberkas dorongan alami yang tiba-tiba hadir saat saya membaca pengumuman penerimaan anggota baru FLP di Facebook . Saat itu juga saya segera mengisi formulir online nya tanpa piker panjang. Mungkin sebenarnya ada alasan, tapi saya kesulitan mengungkapkannya. Atau, mungkin ada, tapi terlalu rumit untuk dituliskan. Yang pasti, semoga Allah memberkahi sejumput niat saya ini.

Masjid dan Setumpuk Rindu

Masjid Al Hurriyyah tercinta Bicara tentang masjid, maka kita harus membuka kembali kotak rindu kita. Masjid, disitu tersimpan rindu kita pada sosok al-Amin. Pada merdu lantunan Qur’annya dalam memimpin rangkaian shalat. Pada Khutbah-khutbah yang menusuk kesadaran sahabat dahulu. Disitu ada Rasullallah SAW yang bersedia setiap saat mendengar setiap keluh dan kesah. Ada Sang Nabi yang senantiasa membagi senyum dan menampung gundah. Ada Muhammad ibn Abdullah yang tatapnya saja mampu meluluhkan hati keras membatu. Yang ketika member nasihat, Para sahabat berebut dan berlomba melaksanakannya.

Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)

ilustrasi:kamifa.gamais.itb.ac.id Ust. Dedi Mulyono, tadi malam sampai berapi-api di Ruang Abu Bakar menyampaikan tentang Ruhiyah. Mari saya ceritakan. Tema mabit tadi malam adalah "Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)". Diawali dengan tilawah keroyokan hingga pukul 9.00. Awalnya Ust. Dedi memulai kalem, lalu kami dikagetkan dengan pancaran energinya yang ia Obral ke setiap ya ng hadir. Ia awali dengan surah Al Hasyr ayat 19,"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah. sehingga Allah membuat mereka lupa terhadap diri sendiri. Merekalah Orang-orang fasik." Inilah urgensi Ruhiah. Jika kita lupa kepada Allah dengan meninggalkan amalan-amalan ruhiyah, hakikatnya kita lupa pada diri sendiri. Melupakan Allah adalah melupakan diri, begitu singkatnya. Karena syaitan selalu ada dalam hati setiap insan, jika ada yang ingat Allah maka si syaitan sembunyi ketakutan. sepertinya pikiran kita tak pernah kosong, jika kita tidak ingat Allah, m

Selalu Ada Rindu di Surau Itu

“Ingsun titip Tajug Lan Fakir Miskin.”  -Sunan Gunung Jati, tentang Surau- Mari kita berbincang tentang makna dari kutipan tadi. Terjemahan bebasnya kira-kira begini: “Aku titipkan padamu, hai anak muda, Mushala-mushala itu, Tajug-tajug itu, surau-surau itu. Ramaikan selalu tempat sederhana itu. Dan, setelah itu jangan hanya kau sibuk Shalat berdzikir di tempat itu saja, ingatlah dan bantulah orang-orang yang fakir maupun miskin yang menanti uluran tanganmu.” Begitu mungkin yang ingin disampaikan Sunan Gunung jati.

Memaknai “Aku”

Biasanya jika tubuh ini penat. Mulai kehilangan gelora. Tulang-tulang serasa dipeloroti. Di jalan ini, biasanya aku berpuisi. . . Kupinjam puisimu Bang Chairil. “Aku” Mataku menyala. Teringat harga diri. Ya, kita tidak boleh berlindung di ketiak institusi, atau orang lain. Harusnya kita berdiri dengan sepenuh harga diri, di atas kaki kita sendiri. “Bukanlah pemuda”,begitu kata pepatah Padang Pasir,”yang mengatakan,’ini ayahku’, tapi pemuda adalah yang mengatakan,’inilah aku’.”

Kau kah itu, Layla?

"Seandainya Bidadari Syurga itu menempakkan dirinya," Kata Sang Nabi dalam riwayat Anas Bin Malik,"Maka cahaya wajahnya akan berpendar meliputi ruang antara langit dan bumi dan kerudung rambutnya lebih elok dari dunia dan segala isinya" ilustrasi:kalamku.wordpress.com Kau kah itu, Layla? Yang tertunduk penuh murung disitu Yang sesekali melempar lirik penuh sendu Apa itu, Layla? Yang mengalir syahdu di ranum pipimu Mengapa tidak segera kau seka? Andai saja tanganku sampai tuk menyeka wajahmu Layla, Adakah kau sepi? Aku pun... Tapi janganlah kau coba tuk turun Duniaku penuh busuk, Layla! Penuh bangkai! Tetaplah disitu, Layla! Jangan beranjak lagi! Biar aku yang datang pada satu waktu Jangan tanya kapan, Layla

Entah Dengan Apa

ilustrasi:bisnis-jabar.com Entah dengan apa kau buatku ingin menari. Menari itu mesti, katamu. Menarilah bagai pedang-pedang menghujam garang. menarilah Bak ombak gelombang pecahkan karang. Dan Menarilah seperti lambai daun dalam hela angin. Entah dengan apa kau buatku ingin menari. aku yang selalu ragu menghadap langit pelangi. Aku yang selalu takut menatap senja mentari. Tiba-tiba saja kau datang remas jantungku. Buatku ingin menari. Buatku ingin bernyanyi. 19 Feb 2012 Pendaki Langit

Sepucuk Surat dari Ibunda Guru

Assalamualaikum Wr.Wb. Tahun pendidikan 2008/2009 ini, Ibu memiliki 3 orang anak yang begitu Bu banggakan. Dengan sifat yang berbeda dan cara menyayangi Ibu yang berbeda pula yang membuat Ibu "Jatuh Cinta", Bahkan karena keinginannya untuk maju yang membuat Ibu  lebih semangat. Salah satunya adalah kamu, anakku...

Dan Izinkanlah Sahabatmu Ini Berkisah Tentang Liburannya

ilustrasi: 4.bp.blogspot.com Sengaja kata ‘saya’ diganti menjadi ‘sahabatmu’ agar lebih dekat dan tidak dirasa terlalu kaku. Tulisan ini berisi sepenggal episode liburan semester sahabatmu yang tentu sangat jauh bisa disebut liburan inspiratif. Mari kita mulai ceritanya. Dengan penuh antusias, sahabatmu beranjak dari kampus tercinta menuju kampung halaman tersayang. Bersama seorang kawan, sahabatmu bergegas menuju terminal untuk menumpang bis jurusan Cirebon. Tidak perlu kiranya sahabatmu ceritakan kisah tentang

Like Stars On Earth

Satu lagi film yang membuat saya termenung lama sekali. Taare Zameen Par atau versi luarnya dengan judul Like Stars On Earth. Tema besarnya adalah pendidikan. Pendidikan yang maknanya pun sedang dan akan terus coba saya pahami. Ishaan Nandkishore Awasthi. Itulah nama dari siswa kelas 3 SD yang dianggap idiot oleh semua orang bahkan oleh orang tuanya sendiri. Semua pelajaran nilainya nol besar. Bahkan, dalam salah satu ulangan matematika ia hanya menjawab 1 soal dan itupun salah. 3x9=....3 begitulah dia berpikir. Dalam menjawab soal itu imajinasinya malah telah sampai ke saturnus. Dia kesulitan merespon angka dan huruf. Sebelum dibaca, dia merasa huruf-huruf itu malah menari-nari. Jadilah buku sebagai musuh bebuyutan baginya.

Dalam Kenangan: Qinue

Dalam kenangan: Qinue Suatu saat nanti Jiwaku takkan lagi bercerita Ragaku takkan lagi terisi Tangisku takkan lagi ada Suaraku takkan lagi bergema Hidupku pun tak diakui lagi Tapi lewat surat ini kau takkan lagi sendiri Kau akan selalu terisi hingga patah hariku

Pena Patah

ilustrasi: amoviom.blogspot.com Tuhan, Engkau yang paling tahu Tentang wajah pendidikan negeri yang berdebu Tentang pena yang patah Tentang buku lusuh tak terjamah Entah dari mana angin ini berhembus Membawa mendung, mengundang badai

Ada Cahaya dari Aya Shopia

ilustrasi: archio-masterarch.blogspot.com Aya Shopia. Begitulah nama gereja itu dulu. Sebelum Sultan Muhammad Al-Fatih Murad menaklukan Konstantinopel 6 Abad yang lalu. Di hari penaklukan itu mereka Shalat Ashar di gereja itu yang serta merta merubahnya menjadi masjid. Namun, 5 abad kemudian, 1924, Masjid itu dijadikan museum. Ini terjadi karena Khilafah terakhir runtuh akibat gerakan sekularisasi Musthafa Kemal Attaturk. Peristiwa ini menjadikan Turki menjadi lebih sekuler dari negara asal tempat lahir paham sekuler tersebut. Aya Shopia kembali menjadi Masjid setelah kemenangan partai AK Parti (AKP) di Turki. sudah bisa ditebak jauh hari sebelum pemilu 12 Juni 2011 kemarin. Ini hanyalah ledakan dari akumulasi perjuangan panjang mereka. Usia perjuangan AKP sebenarnya tidak beda dengan usia Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir. Pengalaman jatuh bangun di luar dan di dalam pemerintahan membuat mereka matang. Dari partai inilah muncul seorang perdana menteri yang paling bersuara keras meng

Sampai Puncak !

ilustrasi: qousa.wordpress.com Ini adalah cerita tentang salah satu sahabat terbaik saya. Bermula ketika dia berulang tahun. Tapi, saya melihat ada rona kegundahan di wajahnya. Memang kami jarang sekali bicara. Kami lebih sering saling diam. Tapi kami sama-sama tahu: hati kami saling bicara. Lalu saya memberanikan diri untuk berkata padanya, bukan ungkapan selamat ulang tahun, tapi tepatnya ungkapan duka. "Akh, saya turut berduka atas berkurangnya umur antum tepat satu tahun. Semoga sisa umur antum adalah hari-hari terbaik dan terindah dalam hidup antum. Dengan segenap kesadaran. Dengan sepenuh keberkahan" "Amiin, Jazaakallah Khairon katsir"katanya,"Ana minta bimbingan dan nasehat antum, akh. Hidup ini belum juga terasa ringan". Dan kalimat itulah yang membuat saya bingung. Dia yang prestasinya jauh di atas saya. Yang hapalan Qurannya jauh di depan saya. Lalu mengapa dia berkata seperti itu ?!

Orang-Orang Romantis

ilustrasi:fiksi.kompasiana.com Aku selalu kagum pada mereka: orang-orang romantis. Mereka selalu bekerja dengan sepenuh cinta. Dengan segenap kesadaran. Boleh jadi mereka berpeluh, tapi pantang mengeluh. Memang mereka lelah, tapi tak kenal patah. Dan sesekali mereka berhenti, untuk sekedar menyeka keringat. Untuk sekedar menutup luka. lalu dengan nanar mereka menengadah menatap langit. seketika itu mereka teringat akan tujuan mereka, Cita-cita dan mimpi-mimpi mereka. saat itulah kerinduan mereka mendayu-dayu. menyala-nyala. Tapi mereka tidak terbuai, setelah itu mereka segera menggulung kembali lengan bajunya untuk meneruskan langkah yang sempat tertunda..... Senja, 17 Januari 2012     Pendaki Langit

Selalu Saja Kalah

sumber ilustrasi:akank-sutha.blogspot.com Kalah. Lagi-lagi kalah. bukan karena kau kuat lalu kau pasti menang. Tapi, selalu ada musuh yang untuk menaklukannya perlu sunyi yang panjang. Yang untuk menundukannya mungkin kau akan menelan pil paling pahit. musuhmu yang selalu ada bersama nafas dan langkahmu. Banyak orang berhasil menaklukan sebuah imperium, tapi sedikit untuk yang satu ini: DIRI SENDIRI !  Dan kau selalu kalah. Selalu saja. Suatu ketika, ingin kaulawan dirimu dengan segenap kemampuan. Tapi semangat itu pun padam juga. Seperti bara yang padam oleh air. Malah dirimu lah yang telah dikuasai nafsu bak ombak yang bergulung, kau tak akan mampu menahan terpaannya. mngkin ingin rasanya kau cambuk dirimu sendiri. tapi, selalu saja kau yang terlalu lemah. Terlalu sering kau berhadapan dengan dirimu sendiri, tapi selalu saja kau lunglai. Selalu saja kau kalah.

Tak Cukup Waktu

sumber: anneahira.com Pertemuan Itu teramat singkat, Tak mampu tuk menafsir senyum di rembulan wajahmu Tak sanggup tuk pecahkan sandi di ranumnya pipimu Tak berdaya tuk mengeja aksara di teduhnya tatapmu Tak cukup  tuk menerka gerimis yang menyapu keningmu Tak sampai tuk titipkan rindu di sela-sela bayangmu Jikalah lagi ada waktu bertemu, Aku akan. . . . . . . . .  . april, 2011 Pendaki Langit

Catatan di Akhir Masa Putih-Abu

sumber:Doc.Osis 2008-09 Bismillahirahmanirrahim . Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bapak kepala SMAN 1 Dukupuntang beserta jajarannya yang saya hormati, Bapak Ibu guru SMAN 1 Dukupuntang yang saya hormati, Dan Rekan-rekan seperjuangan yang saya cintai. Segala puja, puji, dan sanjungan hanyalah milik Allah SWT. Yang menciptakan malam dan siang, bumi dan langit, serta pertemuan dan perpisahan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW sang pembawa cahaya. 14 abad kita terpisah dengannya, namun terasa dekat di hati setiap muslim . Yang mudah-mudahan diteruskan kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya yang teguh memegang ajarannya hingga akhir. Amin. “Hiduplah sesuka hatimu, namun sesungguhnya kau akan mati. Cintailah siapapun yang kau sayangi, namun pasti kau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesukamu sungguh kau akan dimintai pertanggungjawaban atasnya”(mutafaq alaih). Seti

Fenomena Pendidikan

karya: H.G CS* sumber:akhmadguntar.com Seiring sinar matahari yang terus berpijar Jatuh menerpa dedaunan nan hijau Kicau burung bersorak gembira menatap hamparan bumi persada Bukit gunung berbaris-baris menampakkan kegagahan Semilir angin bertiup sepoi mengusik, mengusir kegerahan Desir ombak bergulung menghempas kesunyian alam yang bisu Beriring senja semakin menghampiri dengan pasti keheningan malam pun menjelang Gemerlap bintang dan bulan menyapu kepekatan mengusir dinginnya malam Illahi….Rabbi……… Kami rengkuh semua pesonaMu Barisan bangunan kokoh menjulang tinggi menyapu ribuan hektar lahan Korban berjatuhan atas nama pembangunan Teknologi berkembang bagai jamur dikala hujan Suasana pendidikan pun semarak Sejenak ku terpanah, terperangah dan terengah-engah hah… Ketika tertatap anak – anak bangsa dengan berangan – angan fatamorgana Mereka terbuai dengan kemajuan teknologi Mereka biarkan kenikmatan menari – nari Mereka menggeliat dengan kenikmatan dunia M