Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Merindu Seseorang

Pernahkah kau merindukan seseorang? yang bahkan kau sendiri belum pernah berjumpa dengannya? Hanya sering mendengar disebut namanya? Aku pernah. . . Pernahkah kau mencintai seseorang? yang bahkan kau sendiri belum sempat bertatap muka? Hanya kisahnya yang pernah kau baca? Aku Pernah. . . Padamu . . . Yang selalu kusebut dalam tahhiyyat di ujung sholatku, meski kadang hati ini lalai. . . Mungkin, atau bisa dikatakan pasti, rinduku padamu tidak sedalam rindu Ash Siddiq saat di ujung nafasnya, di pembaringannya, di depan sahabat-sahabatnya yang penuh khawatir padanya, sempat mengatakan dengan mata berurai air mata, "Umar, Aku merindukan Rasullullah...." Mungkin cintaku tidak sebesar cinta Thalhah saat dengan tersenyum menjadikan tubuhnya sebagai tameng hidup, membiarkan raaganya di tusuk tombak, di tebas pedang, dihujam panah di bukit uhud demi untuk melindungimu. . . Tapi izinkanlah aku merindukanmu saat tidak adalagi yang tersisa selain rindu ya

Industri Pahlawan

Kita berhenti sejenak dari perdebatan retoris tentang apakah pahlawan itu diciptakan atau dilahirkan? Tentang apakah pahlawan itu sudah mempunyai “garis tangan” seorang pahlawan atau menggores sendiri “garis tangan” itu?   Kita juga harus berhenti berdebat tentang definisi pahlawan. Apakah pahlawan adalah mereka yang dikubur di taman makam pahlawan? Atau, apakah pahlawan adalah, seperti lilin, rela mengorbankan dirinya demi menerangi sekitar? Kita harus berhenti dari perdebatan definitif semacam ini. Kita memang tidak butuh definisi. Ditengah badai yang tak henti porandakkan negeri ini. Di tengah topan yang robek layar bahtera bangsa ini. Kita kadang dengan polos berharap akan hadirnya seorang nahkoda yang dengan secepat kilat mengeluarkan kita dari kepungan badai ini. Kita berharap dengan begitu polos akan turunnya pahlawan dari langit untuk selesaikan krisis multidimensi yang gerogoti bangsa ini. Seperti superman yang penuh keajaiban selesaikan perkara tanpa susah payah.

Antara Sekolah dan Realitas

gambar dari republika.co.id Entah siapa yang bilang bahwa Ibu adalah madrasah pertama seorang manusia. Ada benarnya kalau Ibu disini bukanlah Ibu Karir jaman sekarang. Juga kalau seorang Ibu benar-benar faham metode mendidik anak yang benar. Pernyataan tadi juga benar jika dikaji dari sudut pandang sejarah. Bahwa Ibu adalah institusi pendidikan pertama yang didirikan sebelum kampus-kampus yang sekarang menjamur ini.