Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Menggugat "Ratu Sejagad"

           Perempuan pertama yang saya kenal adalah ibu saya. Ia adalah sebenar-benar perempuan di mata semua anaknya. Bukan perempuan yang gila mode seperti iklan-iklan di televisi. Ia perempuan kuat dan tangguh. Bahkan suatu ketika mampu berperan sebagai ayah ketika ayah sudah menurun kesehatannya dan tak mampu lagi bekerja. Yang paling terakhir tidur namun justru yang pertama bangun. Pantang mengeluh dan satu lagi, penuh cinta. Ia rela mengorbankan apa saja demi anak-anaknya. Yang paling pertama menangis saat anak-anaknya tertimpa musibah. Yang paling terakhir menikmati saat keluarga kami mendapat hadiah.

Untuk (Yang mengaku-ngaku) Mahasiswa

Wahai... memang siapa kamu?! Sampai Berani Mencuri kata “Maha” untuk depan namamu Sadarkah kamu apa artinya itu? Atau jangan-jangan kamu hanya mengaku-ngaku! Maka tanyakanlah artinya pada KasimMahasiswa Pertanian Yang rela 15 tahun tak pulang ke almamater apalagi kampung halaman Demi terbitkan satu-dua cahaya di waimintal sulawesi utara Berbekal kaos berlumpur dan sandal yang tak sama warnanya Atau tanyakanlah artinya pada Iwan, Ida, dan Hadi di kuburnya Tiga trisakti yang ditusuk peluru panas reformasi Tanyakan pada mereka apa itu mahasiswa

Hikmah di Al Hikmah

Setiap orang punya cerita. Dan setiap cerita pasti ada hikmah yang barangkali terselip didalamnya atau tertindih dibawahnya. Segelap apapun cerita di laut dalam, mesti ada satu dua mutiara. Dan izinkanlah kawan, kali ini saja saya bercerita. Bukan apa-apa, hanya ingin berbagi. Tentu saja lain waktu kami juga ingin mendengar ceritamu. Dan kami akan berusaha menjadi sebaik-baik pendengar.             Cerita ini memang tidak seheboh kisah Ramayana. Tidak se- mellow Kisah Zainuddin dan Hayati di Roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk . Atau tidak juga se-keren Catatan Si Boy. Hanya kisah sederhana yang dialami. Bagaimanapun juga ini kenang-kenangan hidup yang sayang rasanya jika harus dilupakan begitu saja.

Mesir dan Tugas Sejarah

“Lebih baik aku mati kau bunuh” Kata Presiden Mesir terpilih, Dr. Mursi dengan mata nanar sebelum ditangkap militer Mesir,”Dari pada aku mundur lalu disalahkan sejarah!”. Satu lagi kita faham tabiat sejarah. Hukum sejarah. Setelah kita mengerti bahwa sejarah sebagaimana peradaban memiliki masa lahir, tumbuh, jaya, kemudian mati seperti yang dikatakan Bapak Sejarah kita, Ibnu Khaldun. Akhirya, melalui tragedi merah di Mesir saat ini kita faham akan satu lagi hukum sejarah bahwa sejarah selalu memberikan tugas-tugasnya secara unik dan berbeda sama sekali kepada setiap generasi. Setiap generasi diberi tugas khusus yang mesti diselesaikan dengan baik agar generasi selanjutnya tidak lagi memikul tugas yang belum diselesaikan generasi sebelumnya. Dari tugas itu lalu dirinci kembali kepada misi-misi yang mesti dilaksanakan secara berbeda oleh setiap individu. Jadi sebenarnya setiap individu dalam satu generasi memiliki misi spesifik yang jika misi itu diselesaikan dengan baik a

Cantik Sih, Tapi Rela Bagi-Bagi?

Mohon maaf sebelumnya apabila ada yang kurang berkenan dengan tulisan kali ini. Saya hanya beberapa waktu belakangan ini agak takut membuka facebook sebab beberapa saudari kita memajang foto yang close up keterlaluan. Entah karena narsis atau memang hobi saya tak faham. Hanya saja saya agak risih dan tentu banyak lelaki lainnya. Mungkin ada yang menikmati, mereka itulah lelaki-lelaki bermata belang. Dulu hidung, sekarang mata ikut-ikutan. Baik, katakanlah 112 orang nge” like ” fotonya. Terus kemudian merasa cantiklah ia bagai Cleopatra. Cantik menurut siapa dulu, kalau menurut lelaki bermata belang mungkin ia. Oleh karena itu mari mendefinisikan kembali cantik itu apa.

Redefening Succes

Kalau yang kau maksud sukses adalah berlimpahnya harta berbenda, maka mungkin orang tersukses adalah Carlos Slim yang kekayaannya sampai 73 Triliun dollar AS atau pendahulunya Korun yang tak terhitung lagi perak emasnya...

Kukembalikan Pulpenmu

Kau tahu, apa yang membuatku takkan pernah lupa padamu? mungkin kau lupa, tapi aku akan selalu ingat itu. Adalah 13 tahun lalu, saat seisi kelas sibuk menulis dan aku hanya diam. Kau yang tak pernah kukenal sebelumnya, mulai curiga saat itu. "hey kamu, kenapa kamu tidak menulis? " tanyamu membuyarkan lamunanku. " Aku tidak punya pulpen" , jawabku datar. lalu sambil tersenyum kau berikan sebatang pul pen padaku. Akupun tersenyum, tapi tetap tak sesempurna senyummu. malah terlihat sangat kaku. . . .

Di Tengah Sunyi

Ingin rasanya aku tarik kembali semua sajak yang telah kubacakan untukmu...   Juga Seluruh puisi yang terlanjur kuhadiahkan untukmu...   Dan marilah bersama-sama, di tengah sunyi, di saat malam telah senyap sempurna, kita mulai mengeja huruf demi huruf, kata demi kata dalam surat-surat yang telah Tuhan alamatkan untuk kita: Al Qur'an,...   Hingga...ayat-ayatnya mengalir bersama aliran darah kita, menusuk tepat di aorta jantung kita, Meremas hati kita, Meresap sampai ke sumsum tulang terdalam kita... *gambar dari sini

Buat Manisku

Sejujurnya, tadinya akupun ingin duduk-duduk lewati sepanjang purnama denganmu, manisku....   Menelusuri setiap jengkal demi jengkal taman bunga itu bersamamu.    Tetapi semenjak ku lihat kakek 80 tahun masih saja memungut botol bekas di tong-tong sampah. semenjak kulihat seorang ibu menengadah sambil membawa anaknya yang masih merah di trotoar jalan namun sedikit yang merasa iba. Semenjak kudengar tangisan seorang anak pada ibunya sebab terlalu lama menahan lapar. Semenjak kulihat tatapan sendu putus asa para anak muda yang tak kunjung peroleh kerja. semenjak itu semua...

Buat Ananda

Dakilah gunung tinggi manapun yang ananda damba: Mahameru, Kalimanjaro, atau Himalaya. Sampai suatu saat, ananda kan temukan puncak tertinggi itu justru saat kening ananda menyentuh tanah tempat kaki ananda berpijak, meski itu tempat paling rendah di muka bumi...

Bangsa Besar

Jangan bercanda, Kawan. Bangsa ini terlalu besar untuk bisa diurus oleh satu-dua kepala, satu-dua warna bendera. Tapi nantikanlah suatu masa saat putera-putera kandung negeri ini mulai tahu cara paling tepat untuk mengurus Negeri ini. Saat itulah akan muncul badai yang lebih tinggi dari Tsunami dan siap menenggelamkan dunia ini dalam kedamaian. Akan hadir khafilah perubahan yang siap menyapu setiap bajingan dan para bedebah, mencopot topeng manis mereka sampai ke urat-urat wajahnya. Dan Yang mesti kita yakini hari ini adalah bahwa kitalah yang paling berhak mewarisi kepemimpinan Peradaban ini! “ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,..." {QS An Nuur:55} AllahuAkbar!! AllahuAkbar!!! AllahuAkbar!!!! *gambar dari Republika