Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Redefining Ukhuwah

"Sebab ukhuwah bukanlah menyatukan Puzzle-puzzle menjadi susunan yang utuh. Bukan pula menempel kertas demi kertas  menjadi layang-layang. Tapi adalah dengan jarum, menjahit kain demi kain perca menjadi sebuah busana berkilau cahaya..." Bersiaplah kecewa bagi ia yang mengira bahwa ukhuwah ini selamanya indah. Saling memahami. Saling mendahulukan. Saling mencintai. Saling memberi. Bersiaplah sakit hati bagi ia yang berharap ukhuwah selamanya madu murni. Tanpa pahit. Seluruhnya manis. Memang benar ukhuwah itu indah. Manis. Namun tidak selamanya.  Namun itu idealnya. Dan kita bukanlah manusia-manusia ideal dalam suatu tempat dan waktu yang ideal. Maka saat ini bersikap realistis sangat diperlukan. Seperti kata banyak orang, kita bukanlah kumpulan para malaikat. Maka dari itu mari mendefinisikan kembali makna dari ukhuwah kita. Kadang kita terbuai dengan kisah Saad Bin Ar Rabi yang asli penduduk pribumi madinah kala itu yang dengan begitu murah hati membagi miliknya menj

Sebuah Asa

Jika dunia kita hari ini tak beda dengan langit malam. begitu gelap. Pekat. Yang ada hanya hitam. Setiap orang terjatuh dan tak berani bangkit lagi. Setiap orang tidak tahu kemana arah menuju. Semua gelap. Maka aku ingin jadi purnama. Yang membawa cahaya. Yang menerangi. Yang mengantarkan hangat. Yang menunjukkan jalan.

Menatap Akhwat-pun Aku Tak Mampu

Saya hendak bercerita padamu, maka tolong dengarkan baik-baik. Alkisah, seorang pemuda amat kesulitan menjelaskan gejolak perasaannya sendiri. Gemuruh hatinya sendiri. Kadang ia tenang bagai permukaan danau. Kadang pula ia berkecamuk bagai badai di laut lepas. Kadan ia membara seperti lava di jantung gunung berapi. Atau terkadang ia dingin sebeku es di kutub utara. Seringkali ia lapang seluas sahara, kadangkala ia sempit sesesak sel di penjara.

Ekonomi Kata

"Ternyata Berbicara bukanlah sekedar menggerakan bibir dan lidah saja" Tiba-tiba saja muncul sebuah pertanyaan: mengapa ada orang yang kata-katanya begitu bernas, ada pula yang jika berkata pasti didengar sungguh-sungguh lalu diikuti. Yang lain ada yang kata-katanya begitu dinantikan tapi ada pula yang orang pun bosan mendengarnya berbicara. Ada yang berkata lalu kata-katanya itu bergetar sampai ke sumsum tulang paling dalam, namun ada orang yang berkata hanya sampai di daun telinga. Hanya mampu menggetarkan gendang di telinga bagian dalamnya. Ada orang yang dengan satu katanya mampu merubah banyak hal, namun ada yang sampai berbusa-busa tapi tak bermanfaat sama sekali. Ini sungguh hal yang menarik untuk dibahas.

Bersatu karena Tujuan yang Satu

“Kita tahu bersatu itu perlu. Tapi itulah salah kita, kita hanya sekedar tahu” Kita semua tahu, bahwa kita bisa maju jika dan hanya jika kita bersatu. Semenjak sekolah dasar dahulu, kita diajarkan oleh guru-guru kita tentang satu hal yang diulang-ulang: sapu lidi. Mungkin kita bosan mendengarnya, tapi ini adalah salah satu pelajaran terpenting dalam proses pendidikan kita.   Lidi –sebagaimana kata guru-guru kita- akan sangat mudah dipatahkan jika hanya satu batang. Namun, jika lidi itu dikumpulkan hingga mencapai seribu atau lebih, maka lidi itu akan berubah menjadi sapu lidi yang bukan hanya sulit untuk dipatahkan tapi juga sangat berguna setidaknya untuk menyapu daun-daun berserakan di halaman depan.