"Sebab ukhuwah bukanlah menyatukan Puzzle-puzzle menjadi susunan yang utuh. Bukan pula menempel kertas demi kertas menjadi layang-layang. Tapi adalah dengan jarum, menjahit kain demi kain perca menjadi sebuah busana berkilau cahaya..." Bersiaplah kecewa bagi ia yang mengira bahwa ukhuwah ini selamanya indah. Saling memahami. Saling mendahulukan. Saling mencintai. Saling memberi. Bersiaplah sakit hati bagi ia yang berharap ukhuwah selamanya madu murni. Tanpa pahit. Seluruhnya manis. Memang benar ukhuwah itu indah. Manis. Namun tidak selamanya. Namun itu idealnya. Dan kita bukanlah manusia-manusia ideal dalam suatu tempat dan waktu yang ideal. Maka saat ini bersikap realistis sangat diperlukan. Seperti kata banyak orang, kita bukanlah kumpulan para malaikat. Maka dari itu mari mendefinisikan kembali makna dari ukhuwah kita. Kadang kita terbuai dengan kisah Saad Bin Ar Rabi yang asli penduduk pribumi madinah kala itu yang dengan begitu murah hati membagi miliknya menj
Sebuah memoar di jalan ninja...