Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Menyalip Zaman

ilustrasi:anomph.blogdetik.com Zaman bergerak terlalu cepat. Hingga kita tidak sadar telah tertinggal jauh. Pikiran-pikiran kita masih saja yang dulu. Kini berbeda. Kini tak sama. Kita kehilangan sadar akan waktu yang bergulir. Kehilangan pijak akan masa. Kita masih saja termenung di persimpangan. Bingung. Sementara zaman telah berlari kian jauh. Kita tertinggal.

Pra Nikah, Pra Cinta*

Tidak harus selalu kau... Aku hanya malu jika nanti menghadap Tuhanku  Dalam keadaan masih membujang  ....... 

Tren Peradaban

ilustrasi: e-spark.co Setiap masa memiliki trennya masing-masing. Begitulah setidaknya yang bisa kita fahami dari bergulirnya sejarah, waktu ke waktu. Amatilah sejarah ketika masa Musa AS dan Harun AS, maka kau kan temukan tren yang booming pada masa itu adalah sihir dan buhul-buhul. Jadi tidak salah jika mukjizat Musa kala itu adalah tongkat yang bisa menjelma ular atau mampu belah samudera. Lalu, amati pula masa dimana Muhammad SAW diutus, ketika itu orang yang paling dihormati adalah penyair sastrawan itu, maka sangat tepat mukjizat yang turun pada Sang Nabi adalah Al -Qur'an yang kualitasnya terlalu tinggi jika harus dibandingkan dengan sastra dan syair mereka, orang-orang pongah Quraisy. Dan pada masa awal hijrah, kala itu sejarah dipenuhi oleh ksatria-ksatria penakluk macam Khalid bin Walid atau Umar bin Khatab. Karena memang orang-orang seperti itulah yang dibutuhkan (saat itu). Bergerak ke masa kejayaan islam era Abasiah hingga Turki Ottoman, kau kan melihat yang domi

Egaliter

ilustrasi: nidyosasongko.blogspot.com Janganlah kau berjalan di belakangku Mungkin aku tak mampu memimpin jangan pula kau berjalan di depanku mungkin aku tak sanggup mengikuti tapi, berjalanlah seiring denganku Dan mari bersama tapaki jalan itu ... Ini tentang suasana egaliter yang ingin dibangun disini. Adalah kita bisa saling nasihat-menasihati sepanjang jalan ini. Adalah kritik yang mengalir tanpa ada ragu kalau-kalau si obyek kritik tersinggung sakit hati. adalah kau, aku, dia dan kita. Bisa saling berbagi kritik seperti berbagi obat untuk si sakit. meski pahit, memang. Tapi akan lebih pahit lagi jika borok di punggungmu kau ketahui setelah lebar berbau. Padahal kawanmu melihatnya setiap hari tapi enggan memberitahumu karena takut kau malu atau marah. Maka, Nasihat dan kritik adalah bukan pilih-mu tapi wajibmu. untuk ku, untuknya, dan untuk kita.

Episode Pelantikan

Sepagi ini, Pukul 7.00 harusnya Musyawarah kerja dimulai. Namun karena berbagai kendala Baru pukul 7.25 dibuka(?). Bertempat di Ruang Asma Masjid Al Hurriyyah acara dibuka dengan khidmat oleh Akh Mirza. Diawali merdu alunan Qur’an yang dibawakan Akh Amroyan. Dilanjutkan dengan Presentasi program Ketua setiap departemen di Ruang Sidang 2 Masjid Al Hurriyyah. Ya, ruangan berpindah dan saya tidak tahu alasannya. Tak apa. Al-akh Agit Supriyadi. Komandan Departemen Tahsin ini yang pertama presentasi. Diawali dan diakhiri dengan pantun menjadikan suasana mengalir tanpa ketegangan. Akh Agit mengulas banyak hal tentang perjalanan tahsin 1 tahun ke depan: Open Recruitment , KBM, sampai mekanisme ujian. Detail sekali. Saya kagum dibuatnya.

MPKMB: Sehangat Cinta Anshar Sambut Muhajirin

Lelaki itu penuh peluh kala masuki kota yang benar-benar asing baginya: Madinah. Sebenarnya Ia kaya dan terpandang, hanya saja Iman membuatnya memilih hijrah dengan segala resiko dan peluangnya. Dengan tampilan compang-camping sampailah Ia di Madinah. Oh iya , lelaki ini bernama Abdurahman Ibn Auf, salah seorang muhajirin yang sudah di-tag-kan satu tempat di syurga. Kabar baiknya lagi, Ia disambut oleh seorang anshar: Sa'ad Ibn Ar Rabi. Saking kuatnya ukhuwah, Sa'ad berkata pada Abdurrahman, " Akhi , saya punya 2 orang istri, pilihlah yang kau suka, nanti akan saya ceraikan lalu setelah idahnya habis, silahkan nikahi. Tentang harta saya, akan saya bagi denganmu, Fifty-fifty. Saya yakin kau amat butuh." Dan Jawaban Abdurahman sesaat lagi adalah jawaban yang menyejarah hingga kini, " Jazaakalloh , semoga Allah memberkahi hartamu. Tunjuki saja dimana letak pasar!", jawabnya sepenuh harga diri.