Langsung ke konten utama

Menyalip Zaman

ilustrasi:anomph.blogdetik.com
Zaman bergerak terlalu cepat. Hingga kita tidak sadar telah tertinggal jauh. Pikiran-pikiran kita masih saja yang dulu. Kini berbeda. Kini tak sama. Kita kehilangan sadar akan waktu yang bergulir. Kehilangan pijak akan masa. Kita masih saja termenung di persimpangan. Bingung. Sementara zaman telah berlari kian jauh. Kita tertinggal.

Kalau pun tidak tertinggal, kadang ada yang terbawa arus zaman. Terombang-ambing ikuti arus. Tanpa daya untuk melawan. Tanpa tenaga untuk berontak. Terseok begitu saja. Ini lebih parah. Mengikuti zaman yang makin membusuk membuatnya tanpa harga diri, tanpa independensi. Hanya sibuk bergerak tanpa tahu arah kemana ia menuju. Mengikuti zaman adalah kesalahan. Seperti keledai yang di gantungkan wortel di kepalanya. Ia memang bergerak dan berlari tapi tanpa tahu dimana garis finish. 

Tugas kita kini adalah bagaimana secepat mungkin untuk menyalip zaman. Menjadi dewasa melebihi umur peradaban. Menjadi mandiri melebihi umur-umur kita. Maka mungkin kita akan alami penuaan dini. menjadi beruban di waktu muda. Tapi itu tak apa. Karena dengan itu jiwa kita merdeka.

Untuk menyalip zaman yang diperlukan bukan hanya kecepatan, tapi juga percepatan. Ini berbeda, kecepatan adalah Jarak per satuan waktu, sedangkan Percepatan adalah bertambahnya kecepatan per satuan waktu. Percepatan adalah kemampuan untuk belajar cepat. Percepatan adalah kemampuan untuk mengerti situasi secara tepat. 

Para penyalip zaman. mereka berani menikung dengan menukik. Menggeber kecepatan hingga batas dengan percepatan maksimal. Memang kadang ada resiko terjatuh. Tersungkur. Terjerembab. Tapi mereka tak peduli. Yang mereka tahu hanyalah menyalip dan menikung. Tidak jarang juga mereka bertabrakan dengan zaman. Dan disini mereka tetap bertahan, meski jatuh, mereka bangkit kembali. Hingga Finish atau gugur di tengah lintasan

Akhir Mei, 2012
Pendaki langit




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Industrialisasi Tarbiyah

Awalnya saya hampir frustasi melihat kondisi proses tarbawi di kampus dewasa ini. Halaqoh yang mulai kering. Agenda mabit, tastqif, dauroh yang mulai sepi peserta. Saya punya keyakinan bahwa ini bukan karena ketidakpedulian kader pada agenda tarbawi. Tetapi karena kader tidak mampu untuk mengelola tekanan dari kampus khususnya. Tekanan atmosfer akademik beberapa tahun terakhir semakin tinggi. Sehingga waktu untuk agenda pendukung t arbawi kehilangan alokasinya yang cukup. Efektivitas-Efisiensi Apa yang menyebabkan daging ikan patin dari sungai Mekong Vietnam lebih murah dari Patin Jambal Indonesia? Jawabannya adalah karena Efektivitas-Efisiensi industri patin di vietnam lebih tinggi. Semua rantai produksi dipadatkan di sungai mekong. Dari pabrik pakan, keramba budidaya, sampai pabrik olahan patin semua di satu lokasi tepi sungai mekong. Sehingga biaya produksi bisa ditekan dan produktifitas naik. Hal ini juga yang bisa menjawab kenapa industri rumahan kalah bersaing dengan

Buat Ananda

Dakilah gunung tinggi manapun yang ananda damba: Mahameru, Kalimanjaro, atau Himalaya. Sampai suatu saat, ananda kan temukan puncak tertinggi itu justru saat kening ananda menyentuh tanah tempat kaki ananda berpijak, meski itu tempat paling rendah di muka bumi...

Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)

ilustrasi:kamifa.gamais.itb.ac.id Ust. Dedi Mulyono, tadi malam sampai berapi-api di Ruang Abu Bakar menyampaikan tentang Ruhiyah. Mari saya ceritakan. Tema mabit tadi malam adalah "Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)". Diawali dengan tilawah keroyokan hingga pukul 9.00. Awalnya Ust. Dedi memulai kalem, lalu kami dikagetkan dengan pancaran energinya yang ia Obral ke setiap ya ng hadir. Ia awali dengan surah Al Hasyr ayat 19,"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah. sehingga Allah membuat mereka lupa terhadap diri sendiri. Merekalah Orang-orang fasik." Inilah urgensi Ruhiah. Jika kita lupa kepada Allah dengan meninggalkan amalan-amalan ruhiyah, hakikatnya kita lupa pada diri sendiri. Melupakan Allah adalah melupakan diri, begitu singkatnya. Karena syaitan selalu ada dalam hati setiap insan, jika ada yang ingat Allah maka si syaitan sembunyi ketakutan. sepertinya pikiran kita tak pernah kosong, jika kita tidak ingat Allah, m