Pernahkah
kau merindukan seseorang? yang bahkan kau sendiri belum pernah berjumpa
dengannya? Hanya sering mendengar disebut namanya?
Pernahkah kau mencintai seseorang? yang bahkan kau sendiri belum sempat bertatap muka? Hanya kisahnya yang pernah kau baca?
Padamu . . .
Yang selalu kusebut dalam tahhiyyat di ujung sholatku, meski kadang hati ini lalai. . .
Mungkin, atau bisa dikatakan pasti, rinduku padamu tidak sedalam rindu Ash Siddiq saat di ujung nafasnya, di pembaringannya, di depan sahabat-sahabatnya yang penuh khawatir padanya, sempat mengatakan dengan mata berurai air mata, "Umar, Aku merindukan Rasullullah...."
Mungkin cintaku tidak sebesar cinta Thalhah saat dengan tersenyum menjadikan tubuhnya sebagai tameng hidup, membiarkan raaganya di tusuk tombak, di tebas pedang, dihujam panah di bukit uhud demi untuk melindungimu. . .
Tapi izinkanlah aku merindukanmu saat tidak adalagi yang tersisa selain rindu yang mengharu biru. . .
Izinkanlah aku merindukanmu seperti malam yang merindukan fajar, seperti gersang yang merindukan hujan. . .
dan izinkanlah suatu hari nanti setelah perjalanan panjang yang begitu melelahkan, aku berlari padamu dengan segenap rindu yang lama tertahan, untuk kemudian menangis tersedu di pelukmu, terisak panjang. . .
Aku pernah. . .
Pernahkah kau mencintai seseorang? yang bahkan kau sendiri belum sempat bertatap muka? Hanya kisahnya yang pernah kau baca?
Aku Pernah. . .
Padamu . . .
Yang selalu kusebut dalam tahhiyyat di ujung sholatku, meski kadang hati ini lalai. . .
Mungkin, atau bisa dikatakan pasti, rinduku padamu tidak sedalam rindu Ash Siddiq saat di ujung nafasnya, di pembaringannya, di depan sahabat-sahabatnya yang penuh khawatir padanya, sempat mengatakan dengan mata berurai air mata, "Umar, Aku merindukan Rasullullah...."
Mungkin cintaku tidak sebesar cinta Thalhah saat dengan tersenyum menjadikan tubuhnya sebagai tameng hidup, membiarkan raaganya di tusuk tombak, di tebas pedang, dihujam panah di bukit uhud demi untuk melindungimu. . .
Tapi izinkanlah aku merindukanmu saat tidak adalagi yang tersisa selain rindu yang mengharu biru. . .
Izinkanlah aku merindukanmu seperti malam yang merindukan fajar, seperti gersang yang merindukan hujan. . .
dan izinkanlah suatu hari nanti setelah perjalanan panjang yang begitu melelahkan, aku berlari padamu dengan segenap rindu yang lama tertahan, untuk kemudian menangis tersedu di pelukmu, terisak panjang. . .
Komentar
Salam kenal sebelumnya.
Bacaannya bagus, tapi blum smpat baca smwa.
^_^
Salam kenal juga Nawra