Langsung ke konten utama

3 Kaidah Cinta

gambar; alakadarnya.net

Laiknya Muhammad dan Aisyah-nya, atau Sayyidina Ali dan Fathimah-nya, atau Bilal dan Adzannya, atau Al-Banna dan dakwahnya, atau Khalid dan Pedangnya, atau Ibrahim dan Ismail-ya, atau bunda dan anak-anaknya. Semuanya mengajarkan sebuah kaidah yang darinyalah kita belajar mengeja kata itu: cinta.

Kaidah pertama tentang cinta adalah perhatian. Seseorang yang mencintai sesuatu mesti melakukan ini, memperhatikan yang dicintainya hingga ke detilnya. Hingga penuh. seperti Khalid yang begitu mencintai pertempuran, hingga setiap kali ia lewati celah tebing dan curam jurang yang terpikir olehnya adalah bagaimana mengolah strategi perang di tempat itu. detil. atau Seperti para masyaikh dakwah ini yang begitu mencintai dakwah, mereka memberi perhatian kepada dakwah melebihi perhatiannya kepada diri mereka sendiri atau keluarganya atau anaknya. Sampai-sampai mimpi merekapun adalah dakwah. Tulang sumsum mereka isinya pun dakwah, begitu kata ustadz Rahmat Abdullah.

Atau seperti suami yang begitu mencintai isterinya. Maka pemberian pertama seorang suami adalah perhatian. Mungkin si isteri tidak merasakan perhatiannya. Tapi perhatian itu akan membuatnya ketergantungan. Dan ketika si suami tidak lagi memberikan perhatian, maka si isteri akan mengalami kehilangan yang dalam. Begitulah perhatian, bekerja dalam sunyi, namun memiliki efek yang dahsyat.

Kaidah selanjutnya adalah perawatan. Setiap pecinta harus bisa merawat apa-apa yang dicintainya, dengan sepenuh hati tentu. Atau dengan kata lain: melindungi. Seperti para pecinta lingkungan itu, mereka bekerja dengan amat keras untuk merawat dan melindungi sesuatu yang dicintainya: alam yang terbentang dihadapnya. Ajaibnya, mereka tidak mengharap tunjangan komersial atas kerjanya itu. Karena mereka hanya digerakkan oleh satu kata: cinta.

Pun jika kita lihat banyak kasus perceraian di negeri ini. Salah satu sebabnya adalah pasangan tak mampu merawat atau melindungi pasangannya. Dengan demikian, yang terjadi hanya kerusakan tanpa manfaat sama sekali. Maka jika tak ada perawatan dan  perlindungan, tidak ada lagi alasan untuk lanjutkan hubungan.

Penumbuhan. Inilah kaidah ke tiga dan yang paling penting. Lihat bagaimana Aisyah yang dulunya sangat kekanak-kanakan, bawel, ngeyel, manja, setelah membersamai Nabi Umat ini, Muhammad SAW. Berubah menjadi sosok yang sama sekali berbeda: wanita yang terbanyak meriwayatkan hadist, ibunya umat ini. Begitulah cinta harusnya menumbuhkan. Dari yang penakut menjadi pemberani. Yang labil menjadi mandiri. Yang angkuh menjadi rendah hati. Yang kikir menjadi dermawan. Maka jika ada orang yang menyebut kata cinta tapi tak ada sama sekali yang berubah, itu bukan cinta. Itu hanya nafsu yang diberi kosmetik dunia.

Seperti kita yang membersamai sahabat-sahabat kita. Tidak ada kata lain selain saling menumbuhkan. Jika tidak ada, maka bohonglah orang yang selalu mengatakan,”ana uhibbuka fillah, akhi”. Maka bohonglah arti persahabatan kita. Maka ketika kita memutuskan untuk bersahabat, tidak ada pilihan lain selain menumbuhkan sahabat kita menjadi lebih baik.

Begitulah cinta dengan kaidahnya: Perhatian yang dalam, perawatan yang berkesinambungan, dan penumbuhan yang berkelanjutan.


12 juni 2012
Pendaki Langit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Industrialisasi Tarbiyah

Awalnya saya hampir frustasi melihat kondisi proses tarbawi di kampus dewasa ini. Halaqoh yang mulai kering. Agenda mabit, tastqif, dauroh yang mulai sepi peserta. Saya punya keyakinan bahwa ini bukan karena ketidakpedulian kader pada agenda tarbawi. Tetapi karena kader tidak mampu untuk mengelola tekanan dari kampus khususnya. Tekanan atmosfer akademik beberapa tahun terakhir semakin tinggi. Sehingga waktu untuk agenda pendukung t arbawi kehilangan alokasinya yang cukup. Efektivitas-Efisiensi Apa yang menyebabkan daging ikan patin dari sungai Mekong Vietnam lebih murah dari Patin Jambal Indonesia? Jawabannya adalah karena Efektivitas-Efisiensi industri patin di vietnam lebih tinggi. Semua rantai produksi dipadatkan di sungai mekong. Dari pabrik pakan, keramba budidaya, sampai pabrik olahan patin semua di satu lokasi tepi sungai mekong. Sehingga biaya produksi bisa ditekan dan produktifitas naik. Hal ini juga yang bisa menjawab kenapa industri rumahan kalah bersaing dengan

Buat Ananda

Dakilah gunung tinggi manapun yang ananda damba: Mahameru, Kalimanjaro, atau Himalaya. Sampai suatu saat, ananda kan temukan puncak tertinggi itu justru saat kening ananda menyentuh tanah tempat kaki ananda berpijak, meski itu tempat paling rendah di muka bumi...

Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)

ilustrasi:kamifa.gamais.itb.ac.id Ust. Dedi Mulyono, tadi malam sampai berapi-api di Ruang Abu Bakar menyampaikan tentang Ruhiyah. Mari saya ceritakan. Tema mabit tadi malam adalah "Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)". Diawali dengan tilawah keroyokan hingga pukul 9.00. Awalnya Ust. Dedi memulai kalem, lalu kami dikagetkan dengan pancaran energinya yang ia Obral ke setiap ya ng hadir. Ia awali dengan surah Al Hasyr ayat 19,"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah. sehingga Allah membuat mereka lupa terhadap diri sendiri. Merekalah Orang-orang fasik." Inilah urgensi Ruhiah. Jika kita lupa kepada Allah dengan meninggalkan amalan-amalan ruhiyah, hakikatnya kita lupa pada diri sendiri. Melupakan Allah adalah melupakan diri, begitu singkatnya. Karena syaitan selalu ada dalam hati setiap insan, jika ada yang ingat Allah maka si syaitan sembunyi ketakutan. sepertinya pikiran kita tak pernah kosong, jika kita tidak ingat Allah, m