Langsung ke konten utama

Industrialisasi Tarbiyah

Awalnya saya hampir frustasi melihat kondisi proses tarbawi di kampus dewasa ini. Halaqoh yang mulai kering. Agenda mabit, tastqif, dauroh yang mulai sepi peserta.
Saya punya keyakinan bahwa ini bukan karena ketidakpedulian kader pada agenda tarbawi. Tetapi karena kader tidak mampu untuk mengelola tekanan dari kampus khususnya. Tekanan atmosfer akademik beberapa tahun terakhir semakin tinggi. Sehingga waktu untuk agenda pendukung tarbawi kehilangan alokasinya yang cukup.
Efektivitas-Efisiensi
Apa yang menyebabkan daging ikan patin dari sungai Mekong Vietnam lebih murah dari Patin Jambal Indonesia?
Jawabannya adalah karena Efektivitas-Efisiensi industri patin di vietnam lebih tinggi. Semua rantai produksi dipadatkan di sungai mekong. Dari pabrik pakan, keramba budidaya, sampai pabrik olahan patin semua di satu lokasi tepi sungai mekong. Sehingga biaya produksi bisa ditekan dan produktifitas naik.
Hal ini juga yang bisa menjawab kenapa industri rumahan kalah bersaing dengan perusahaan besar. Karena perusahaan besar sudah sampai pada tingkat efisiensi dan efektivitas optimal.
Proses industrialisasi tarbawi kampus juga mendesak untuk direalisasikan. Sebab demand akan kader semakin meningkat, sedangkan suply merosot. Sehingga efektivitas dan efisiensi proses tarbawi harus terus ditingkatkan. Dengan input yang minimal, proses yang efisien-efektif, menghasilkan produk yang maksimal kualitas serta kuantitasnya.
Salah satu ide yang mencuat untuk mengefektifkan proses tarbawi adalah halaqoh by sector. Halaqoh yang peserta dan murobbinya punya kesamaan sektor akpro, syiar, kaderisasi, atau sospol. Atau kesamaan sektor fakultas-departemen. Misal, staff dept. Online LDK dijadikan satu halaqoh. Sehingga pembahasan ke-ldk-an, ketarbawian dapat dilakukan di satu tempat.
Selama ini terasa sekali bahwa ada ketidakefektifan waktu. Akademik, tarbawi dan amanah dibahas ditempatnya yang berbeda.
Murobbi Spesialis
Tantangannya, siapkah kita meniyiapkan murobbi yang tidak hanya kompeten secara tarbawi tetapi juga memiliki kompetensi yang dituntut?
Zaman ini menuntut industri tarbiyah untuk bisa memaksimalkan input yang minimal dengan proses yang mesti semakin efisien-efektif untuk output optimal berupa kader yang tidak hanya matang tarbawi tetapi juga berspesialisasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buat Ananda

Dakilah gunung tinggi manapun yang ananda damba: Mahameru, Kalimanjaro, atau Himalaya. Sampai suatu saat, ananda kan temukan puncak tertinggi itu justru saat kening ananda menyentuh tanah tempat kaki ananda berpijak, meski itu tempat paling rendah di muka bumi...

Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)

ilustrasi:kamifa.gamais.itb.ac.id Ust. Dedi Mulyono, tadi malam sampai berapi-api di Ruang Abu Bakar menyampaikan tentang Ruhiyah. Mari saya ceritakan. Tema mabit tadi malam adalah "Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)". Diawali dengan tilawah keroyokan hingga pukul 9.00. Awalnya Ust. Dedi memulai kalem, lalu kami dikagetkan dengan pancaran energinya yang ia Obral ke setiap ya ng hadir. Ia awali dengan surah Al Hasyr ayat 19,"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah. sehingga Allah membuat mereka lupa terhadap diri sendiri. Merekalah Orang-orang fasik." Inilah urgensi Ruhiah. Jika kita lupa kepada Allah dengan meninggalkan amalan-amalan ruhiyah, hakikatnya kita lupa pada diri sendiri. Melupakan Allah adalah melupakan diri, begitu singkatnya. Karena syaitan selalu ada dalam hati setiap insan, jika ada yang ingat Allah maka si syaitan sembunyi ketakutan. sepertinya pikiran kita tak pernah kosong, jika kita tidak ingat Allah, m