Langsung ke konten utama

HACCP DAKWAH

Kota Memphis siang itu ramai sebab ada 2 orang yang tengah beradu gulat. Satu dari klan Firaun, satu lainnya dari bangsa Israil klan Nabi Musa AS.
Musa yang masih muda terpatik rasa emosional dan rasialnya. Majulah Musa menolong klannya. Sekali hajar bak Mike Tyson, jatuh matilah lawannya. (QS 28:15)
Besoknya, Musa diuji lagi dengan hal yang sama. Amarahnya diuji. Orang seklannya yang sama seperti kemarin berbuat onar lagi dengan berkelahi di tengah pasar. Musa karena rasa nasionalisme jahiliyahnya tergoda maju untuk menonjok lagi lawan rekannya. Tetapi, Musa Kemudian sadar ini ujian. Maka Musa menahan dirinya. Musa lulus meski hampir gagal. (QS 28:19)
Begitulah, kita diuji, seperti kata Ust Rahmat Abdullah, pada titik terlemah kita.
Kita diuji pada Critical Control Point dimana disisi itu kita lemah. Seperti Musa yang diuji amarahnya, sampai ia lulus. Atau Syu'aib yang diuji dengan putra kesayangannya yang hilang: Yusuf. Sebab disitulah lemahnya.
Atau Bani Israil yang diuji justru saat hari ibadahnya: Sabtu. Hari itu justru ikan sedang banyak-banyaknya dibanding hari yang lain. Tapi itulah ujian. Ujian multiple Choice: a. ikan atau b. Tuhan?
Begitu juga kita, kita akan diuji di titik kritis dimana kita lemah disitu. Yang lemah di keuangan akan diuji selalu hartanya. Memilih untuk da'wah atau untuk keperluan pribadi sekunder atau bahkan primer.
Yang lemah di akademik akan selalu diuji disana: syuro atau ngerjain laporan. Padahal mestinya sejak kemarin ia selesai, tetapi tertunda-tunda. Lalu ia, jika tidak lulus, akan diuji terus dititik itu. Sampai ia dewasa menjadi kader yang memanfaatkan khusnudzon jamaah. Tumbuh sebagai kader "afwan".
Yang lemah di ghodul bashar akan terus diuji oleh akhwat ganjen atau ikhwan genit yang TP TP. Atau diuji foto-foto di medsos. Terus diuji sampai ia lulus. Kalau belum juga ia akan disitu terus. Dan ia akan tumbuh menjadi kader akhwatGhoyatuna.
Yang lemah dalam rendah hati, ia akan terus dipertemukan dengan orang yang seakan-akan merendahkan dirinya. Terus. Sampai ia lulus. Dan ia tak akan naik kelas ke ujian berikutnya sebelum ia lulus disitu.
Yang lemah di fisik akan selalu diuji dengan sakitnya.
Yang lemah dalam kemalasan, ia akan diuji dengan amanah. Akankah ia memilih berjuang atau menarik selimut.
Maka, kaulah yang paling tahu titik lemahmu. Critical control pointmu. Sejak sekarang deteksilah. Jangan sampai berkali ujian tak lulus-lulus. Analisislah titik kritismu. Lalu antisipasi. Dan luluslah. Ujian baru yang lebih tinggi menunggunmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Industrialisasi Tarbiyah

Awalnya saya hampir frustasi melihat kondisi proses tarbawi di kampus dewasa ini. Halaqoh yang mulai kering. Agenda mabit, tastqif, dauroh yang mulai sepi peserta. Saya punya keyakinan bahwa ini bukan karena ketidakpedulian kader pada agenda tarbawi. Tetapi karena kader tidak mampu untuk mengelola tekanan dari kampus khususnya. Tekanan atmosfer akademik beberapa tahun terakhir semakin tinggi. Sehingga waktu untuk agenda pendukung t arbawi kehilangan alokasinya yang cukup. Efektivitas-Efisiensi Apa yang menyebabkan daging ikan patin dari sungai Mekong Vietnam lebih murah dari Patin Jambal Indonesia? Jawabannya adalah karena Efektivitas-Efisiensi industri patin di vietnam lebih tinggi. Semua rantai produksi dipadatkan di sungai mekong. Dari pabrik pakan, keramba budidaya, sampai pabrik olahan patin semua di satu lokasi tepi sungai mekong. Sehingga biaya produksi bisa ditekan dan produktifitas naik. Hal ini juga yang bisa menjawab kenapa industri rumahan kalah bersaing dengan

Buat Ananda

Dakilah gunung tinggi manapun yang ananda damba: Mahameru, Kalimanjaro, atau Himalaya. Sampai suatu saat, ananda kan temukan puncak tertinggi itu justru saat kening ananda menyentuh tanah tempat kaki ananda berpijak, meski itu tempat paling rendah di muka bumi...

Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)

ilustrasi:kamifa.gamais.itb.ac.id Ust. Dedi Mulyono, tadi malam sampai berapi-api di Ruang Abu Bakar menyampaikan tentang Ruhiyah. Mari saya ceritakan. Tema mabit tadi malam adalah "Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)". Diawali dengan tilawah keroyokan hingga pukul 9.00. Awalnya Ust. Dedi memulai kalem, lalu kami dikagetkan dengan pancaran energinya yang ia Obral ke setiap ya ng hadir. Ia awali dengan surah Al Hasyr ayat 19,"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah. sehingga Allah membuat mereka lupa terhadap diri sendiri. Merekalah Orang-orang fasik." Inilah urgensi Ruhiah. Jika kita lupa kepada Allah dengan meninggalkan amalan-amalan ruhiyah, hakikatnya kita lupa pada diri sendiri. Melupakan Allah adalah melupakan diri, begitu singkatnya. Karena syaitan selalu ada dalam hati setiap insan, jika ada yang ingat Allah maka si syaitan sembunyi ketakutan. sepertinya pikiran kita tak pernah kosong, jika kita tidak ingat Allah, m