Langsung ke konten utama

Takbir

Takbir

Adalah angin yang gerakkan amuk  ombak. Mengarus menerjang karang. Atau bahkan berubah bak tsunami, menghantam semua kedzaliman di hadapnya. Menggerus semua keangkuhan. Maka jika ia telah menggelombang, jangan pernah kau coba-coba halangi jalannya. Biarkan ia lewat. Karena Ia akan jadi kekuatan angkara murka yang akan lumat seluruh kemungkaran.

Takbir

Adalah gema yang merayap secepat kilat sampai ke langit. Menggetarkan kolom-kolom udara. Bergetar sampai ke sumsum tulangmu. Sampai ke rantai ganda DNA mu. Yang runtuhkan keberanian musuh-musuhmu hingga ia jadi puing-puing. Atau  getar yang beresonansi dengungkan kebajikan. Kadang ia bergetar bagai gempa: Runtuhkan semua yang ada diatasnya. Kadang ia terdengar halus sayup-sayup, merdu semerdu lantunan adzan kala fajar.

Takbir

Adalah reaktor nuklir yang memecah inti atom uranium di jiwamu. Mengakibatkan reaksi berantai yang tak putus-putus. Lalu tiba-tiba terjadi ledakkan besar  keberanian, ledakkan tekad, ledakkan kehormatan! Dan semua jadi bertekuk lutuk dihadapmu.

Takbir

Mungkin para belia di Al Aqsha sana, yang hanya punya batu untuk dilemparkan pada musuhnya . Yang pergi di pagi hari, dan tak pernah pulang lagi hingga malam hari Lebih mengerti tentang makna takbir dibanding kita. Maka pekik takbir berubah bagai nyanyian yang mengantar mereka ke gerbang para syuhada. Desing peluru berubah bagai butir tasbih di mata mereka. Tapi di dalam kedalaman hati mereka, tersimpan kerinduan yang dalam pada Umar bin Khatab, atau Khalid bin Walid yang pernah berteriak pada Kaum Yahudi yang berlindung di balik benteng Khinashirin kala itu: “ Kalaupun kalian bersembunyi diatas langit, Maka kuda-kuda kami akan memanjat langit untuk membunuh kalian. Jikapun kalian bersembunyi di dasar bumi, maka pasukan perang kami akan menyelami bumi untuk memutus leher kalian!”. Itu sudah lebih dari cukup untuk lelehkan keberanian Yahudi. Akankah kita mendengarnya lagi hari ini? 

Takbir
ALLAHU AKBAR!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Industrialisasi Tarbiyah

Awalnya saya hampir frustasi melihat kondisi proses tarbawi di kampus dewasa ini. Halaqoh yang mulai kering. Agenda mabit, tastqif, dauroh yang mulai sepi peserta. Saya punya keyakinan bahwa ini bukan karena ketidakpedulian kader pada agenda tarbawi. Tetapi karena kader tidak mampu untuk mengelola tekanan dari kampus khususnya. Tekanan atmosfer akademik beberapa tahun terakhir semakin tinggi. Sehingga waktu untuk agenda pendukung t arbawi kehilangan alokasinya yang cukup. Efektivitas-Efisiensi Apa yang menyebabkan daging ikan patin dari sungai Mekong Vietnam lebih murah dari Patin Jambal Indonesia? Jawabannya adalah karena Efektivitas-Efisiensi industri patin di vietnam lebih tinggi. Semua rantai produksi dipadatkan di sungai mekong. Dari pabrik pakan, keramba budidaya, sampai pabrik olahan patin semua di satu lokasi tepi sungai mekong. Sehingga biaya produksi bisa ditekan dan produktifitas naik. Hal ini juga yang bisa menjawab kenapa industri rumahan kalah bersaing dengan

Buat Ananda

Dakilah gunung tinggi manapun yang ananda damba: Mahameru, Kalimanjaro, atau Himalaya. Sampai suatu saat, ananda kan temukan puncak tertinggi itu justru saat kening ananda menyentuh tanah tempat kaki ananda berpijak, meski itu tempat paling rendah di muka bumi...

Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)

ilustrasi:kamifa.gamais.itb.ac.id Ust. Dedi Mulyono, tadi malam sampai berapi-api di Ruang Abu Bakar menyampaikan tentang Ruhiyah. Mari saya ceritakan. Tema mabit tadi malam adalah "Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)". Diawali dengan tilawah keroyokan hingga pukul 9.00. Awalnya Ust. Dedi memulai kalem, lalu kami dikagetkan dengan pancaran energinya yang ia Obral ke setiap ya ng hadir. Ia awali dengan surah Al Hasyr ayat 19,"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah. sehingga Allah membuat mereka lupa terhadap diri sendiri. Merekalah Orang-orang fasik." Inilah urgensi Ruhiah. Jika kita lupa kepada Allah dengan meninggalkan amalan-amalan ruhiyah, hakikatnya kita lupa pada diri sendiri. Melupakan Allah adalah melupakan diri, begitu singkatnya. Karena syaitan selalu ada dalam hati setiap insan, jika ada yang ingat Allah maka si syaitan sembunyi ketakutan. sepertinya pikiran kita tak pernah kosong, jika kita tidak ingat Allah, m