Langsung ke konten utama

Fenomena Pendidikan

karya: H.G CS*
sumber:akhmadguntar.com
Seiring sinar matahari yang terus berpijar
Jatuh menerpa dedaunan nan hijau
Kicau burung bersorak gembira menatap hamparan bumi persada
Bukit gunung berbaris-baris menampakkan kegagahan

Semilir angin bertiup sepoi mengusik, mengusir kegerahan
Desir ombak bergulung menghempas kesunyian alam yang bisu
Beriring senja semakin menghampiri dengan pasti keheningan malam pun menjelang
Gemerlap bintang dan bulan menyapu kepekatan mengusir dinginnya malam

Illahi….Rabbi………
Kami rengkuh semua pesonaMu



Barisan bangunan kokoh menjulang tinggi menyapu ribuan hektar lahan
Korban berjatuhan atas nama pembangunan
Teknologi berkembang bagai jamur dikala hujan
Suasana pendidikan pun semarak

Sejenak ku terpanah, terperangah dan terengah-engah hah…
Ketika tertatap anak – anak bangsa dengan berangan – angan fatamorgana
Mereka terbuai dengan kemajuan teknologi
Mereka biarkan kenikmatan menari – nari
Mereka menggeliat dengan kenikmatan dunia
Mereka, mereka, mereka
Terpuruk dipojokan angan – angan

sumber:majalengkagragemedia.blogspot.com

















Kelam…..kelam….
Tenggelam …tenggelam…
Dalam bumi yang semakin renta
Inikah gambaran pendidikan di jaman supra kemajuan teknologi?

Oh…. Tidaaaak……


Nun jauh di sana, di ufuk timur bangsaku
Dedaunan bergerak melambai – lambai
Seolah – olah memanggilku
Mataku melirik dengan tiba – tiba
Hatiku penasaran
Ada apa gerangan?

sumber:wikimu.com
Dengan pasti kakiku bergerak cepat membuka tabir kisah rahasia
Sunyi, senyap, sepi, damai
Darahku berdesir
Mengalir mengusir getir
Jiwaku bergetar, berdebar, terkapar dan tersadar
Dengan beratapkan langit
Dan beralaskan tanah
Disitu terukir ribuan asa dan cita – cita
Sayupku dengar irama bercerita

Pertiwiku bersemangat
Pertiwiku bergelora
Pertiwiku bergetar

Indonesiaku tahukah kamu
Secercah cahaya tampak di rimbunnya hutan belantara

Di sana ada pendidikan
Di sana ada harapan
Dimanakah pendidikanku?
Dimanakah Indonesiaku?

Pendidikan ada di genggaman kita
Indonesia ada di pundak kita
Hancurkan kepongahan, keangkuhan
Ulurkan hati dan tangan kita
Untuk menggapai asa yang terabaikan
Mari songsong saudara kita
Demi kemajuan pendidikan Indonesiaku.
sumber;paibiopai.wordpress.com


cirebon, 2008
*H.G.Cs adalah nama ekskul Teater SMAN 1 Dukupuntang yang dibina oleh Ibu Holiyati Gumai.
Puisi ini dibuat oleh Ibu Holiyati dengan beberapa muridnya: Topik, Ikah Mudrikah, Dahlia, Siti Mu'minah dkk. untuk memeriahkan EKSPO SLTA di Sumber tahun 2008. Puisi ini setelah diteatrikalkan meraih juara 2.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Industrialisasi Tarbiyah

Awalnya saya hampir frustasi melihat kondisi proses tarbawi di kampus dewasa ini. Halaqoh yang mulai kering. Agenda mabit, tastqif, dauroh yang mulai sepi peserta. Saya punya keyakinan bahwa ini bukan karena ketidakpedulian kader pada agenda tarbawi. Tetapi karena kader tidak mampu untuk mengelola tekanan dari kampus khususnya. Tekanan atmosfer akademik beberapa tahun terakhir semakin tinggi. Sehingga waktu untuk agenda pendukung t arbawi kehilangan alokasinya yang cukup. Efektivitas-Efisiensi Apa yang menyebabkan daging ikan patin dari sungai Mekong Vietnam lebih murah dari Patin Jambal Indonesia? Jawabannya adalah karena Efektivitas-Efisiensi industri patin di vietnam lebih tinggi. Semua rantai produksi dipadatkan di sungai mekong. Dari pabrik pakan, keramba budidaya, sampai pabrik olahan patin semua di satu lokasi tepi sungai mekong. Sehingga biaya produksi bisa ditekan dan produktifitas naik. Hal ini juga yang bisa menjawab kenapa industri rumahan kalah bersaing dengan

Buat Ananda

Dakilah gunung tinggi manapun yang ananda damba: Mahameru, Kalimanjaro, atau Himalaya. Sampai suatu saat, ananda kan temukan puncak tertinggi itu justru saat kening ananda menyentuh tanah tempat kaki ananda berpijak, meski itu tempat paling rendah di muka bumi...

Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)

ilustrasi:kamifa.gamais.itb.ac.id Ust. Dedi Mulyono, tadi malam sampai berapi-api di Ruang Abu Bakar menyampaikan tentang Ruhiyah. Mari saya ceritakan. Tema mabit tadi malam adalah "Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)". Diawali dengan tilawah keroyokan hingga pukul 9.00. Awalnya Ust. Dedi memulai kalem, lalu kami dikagetkan dengan pancaran energinya yang ia Obral ke setiap ya ng hadir. Ia awali dengan surah Al Hasyr ayat 19,"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah. sehingga Allah membuat mereka lupa terhadap diri sendiri. Merekalah Orang-orang fasik." Inilah urgensi Ruhiah. Jika kita lupa kepada Allah dengan meninggalkan amalan-amalan ruhiyah, hakikatnya kita lupa pada diri sendiri. Melupakan Allah adalah melupakan diri, begitu singkatnya. Karena syaitan selalu ada dalam hati setiap insan, jika ada yang ingat Allah maka si syaitan sembunyi ketakutan. sepertinya pikiran kita tak pernah kosong, jika kita tidak ingat Allah, m