Langsung ke konten utama

Aku Cemburu

Pada satu-dua daun yang jatuh di pekarangan rumahmu, aku cemburu. Sebab ia jatuh tanpa kebencian. Ia tak pernah mendendam pada hal yang membuatnya jatuh: angin. Sebab ia jatuh setelah tuntas semua tugasnya: menjadi penerima cahaya untuk bekal pohon tumbuh dewasa. Sebab ia jatuh tanpa sekalipun keluh pada Tuhannya. Ia jatuh dengan cinta. Itu yang tak mampu kutiru...

Pada padi yang perlahan menguning, aku cemburu. Sebab dibanding aku, ia lebih mudah merunduk kala berisi. Tidak pernah sedikitpun ingin menegak menyombongkan diri. Merendah, katanya, bukan lagi payah tapi bentuk syukur atas anugrah. Dalam hening kala sepi, ia merendahkan hati...

Pada gerimis yang mulai menderas, aku cemburu. sebab ia selalu saja mampu tuntaskan dahaga tanah ini. Selalu saja mampu hijaukan (lagi) lembah ini. Turun bersama kenangan yang sudah sejak lama terevaporasi.

Pada mereka itulah, aku cemburu. Aku takut, dibanding aku, Tuhanku lebih mencintai mereka......

Komentar

142-4 mengatakan…
mengapa harus cemburu pada daun yang jatuh pada pekarangan rumah "mu"
tiadakah istilah pekarangan rumah "ku"? rumah "nya" atau rumah "Nya" atau juga rumah "Mu"?
Syubhan Triyatna mengatakan…
pertanyaan itu nampaknya sama dengan pertanyaan kenapa mesti daun, bukan dahan atau ranting? kenapa mesti padi, bukan jagung?
ya, jawabannya akan sepenuhnya subyektif...
terlepas dari itu semua, terimakasih atas pertanyaannya...

Postingan populer dari blog ini

Industrialisasi Tarbiyah

Awalnya saya hampir frustasi melihat kondisi proses tarbawi di kampus dewasa ini. Halaqoh yang mulai kering. Agenda mabit, tastqif, dauroh yang mulai sepi peserta. Saya punya keyakinan bahwa ini bukan karena ketidakpedulian kader pada agenda tarbawi. Tetapi karena kader tidak mampu untuk mengelola tekanan dari kampus khususnya. Tekanan atmosfer akademik beberapa tahun terakhir semakin tinggi. Sehingga waktu untuk agenda pendukung t arbawi kehilangan alokasinya yang cukup. Efektivitas-Efisiensi Apa yang menyebabkan daging ikan patin dari sungai Mekong Vietnam lebih murah dari Patin Jambal Indonesia? Jawabannya adalah karena Efektivitas-Efisiensi industri patin di vietnam lebih tinggi. Semua rantai produksi dipadatkan di sungai mekong. Dari pabrik pakan, keramba budidaya, sampai pabrik olahan patin semua di satu lokasi tepi sungai mekong. Sehingga biaya produksi bisa ditekan dan produktifitas naik. Hal ini juga yang bisa menjawab kenapa industri rumahan kalah bersaing dengan

Buat Ananda

Dakilah gunung tinggi manapun yang ananda damba: Mahameru, Kalimanjaro, atau Himalaya. Sampai suatu saat, ananda kan temukan puncak tertinggi itu justru saat kening ananda menyentuh tanah tempat kaki ananda berpijak, meski itu tempat paling rendah di muka bumi...

Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)

ilustrasi:kamifa.gamais.itb.ac.id Ust. Dedi Mulyono, tadi malam sampai berapi-api di Ruang Abu Bakar menyampaikan tentang Ruhiyah. Mari saya ceritakan. Tema mabit tadi malam adalah "Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)". Diawali dengan tilawah keroyokan hingga pukul 9.00. Awalnya Ust. Dedi memulai kalem, lalu kami dikagetkan dengan pancaran energinya yang ia Obral ke setiap ya ng hadir. Ia awali dengan surah Al Hasyr ayat 19,"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah. sehingga Allah membuat mereka lupa terhadap diri sendiri. Merekalah Orang-orang fasik." Inilah urgensi Ruhiah. Jika kita lupa kepada Allah dengan meninggalkan amalan-amalan ruhiyah, hakikatnya kita lupa pada diri sendiri. Melupakan Allah adalah melupakan diri, begitu singkatnya. Karena syaitan selalu ada dalam hati setiap insan, jika ada yang ingat Allah maka si syaitan sembunyi ketakutan. sepertinya pikiran kita tak pernah kosong, jika kita tidak ingat Allah, m