Langsung ke konten utama

Berat tugas Kita

Ada yang mengeluhkan tentang menurunnya mutu kader. Lalu membandingkannya dengan romantisme mihwar tanzhimi dahulu saat tarbiyah mulai dirintis tahun 80-an.
Dauroh penuh. Halaqoh hidup. Militansi tak perlu ditanya lagi. Meski waktu itu tekanan rezim terasa sekali.
Kini, kita seolah lupa tarbiyah. Halaqoh hanya rutinitas kering. Dauroh sepi. Meski kader bertambah beberapa kali.
Kita berhak pesimis. Tetapi kita punya pilihan lain yang lebih menyenangkan: ini hanya waktu sahur, gelap sesaat sebelum fajar.
Sebab saat da'wah meluas memasuki era muassasi, mulai memasuki seluruh lini termasuk eksekutif dan legislatif, kita kaget. Seperti seorang bocah kampung yang baru kali pertama masuk dufan. Ternyata banyak wahana yang mesti kita naiki. Ternyata banyak pos yang harus kita isi.
Lalu kita lalai dengan tarbiyah sebab sibuk dengan wahana baru.
Kita baru sadar akhir-akhir ini bahwa kita mesti kembali memperkuat basis tarbiyah kita. Menghidupkan kembali ruh halaqoh-halaqoh kita.
Tugas berat kita hari ini adalah mencapai kurva ekuilibrium antara proses tarbiyah dan ekspansi da'wah.
Tugas kita semakin berat. Bila dulu di awal merintis kita hanya fokus ke proses pembinaan. Maka hari ini kita mesti punya kemampuan baru: multi thinking. Membarakan lagi tarbiyah sambil berusaha menyiapkan kompetensi spesialisasi kita agar bisa menempati pos-pos yang belum terisi.
Hingga suatu hari, saat Allah anugerahi kita mengelola negeri. Kita sudah punya kader yang siap mengisi semua lini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Industrialisasi Tarbiyah

Awalnya saya hampir frustasi melihat kondisi proses tarbawi di kampus dewasa ini. Halaqoh yang mulai kering. Agenda mabit, tastqif, dauroh yang mulai sepi peserta. Saya punya keyakinan bahwa ini bukan karena ketidakpedulian kader pada agenda tarbawi. Tetapi karena kader tidak mampu untuk mengelola tekanan dari kampus khususnya. Tekanan atmosfer akademik beberapa tahun terakhir semakin tinggi. Sehingga waktu untuk agenda pendukung t arbawi kehilangan alokasinya yang cukup. Efektivitas-Efisiensi Apa yang menyebabkan daging ikan patin dari sungai Mekong Vietnam lebih murah dari Patin Jambal Indonesia? Jawabannya adalah karena Efektivitas-Efisiensi industri patin di vietnam lebih tinggi. Semua rantai produksi dipadatkan di sungai mekong. Dari pabrik pakan, keramba budidaya, sampai pabrik olahan patin semua di satu lokasi tepi sungai mekong. Sehingga biaya produksi bisa ditekan dan produktifitas naik. Hal ini juga yang bisa menjawab kenapa industri rumahan kalah bersaing dengan

Buat Ananda

Dakilah gunung tinggi manapun yang ananda damba: Mahameru, Kalimanjaro, atau Himalaya. Sampai suatu saat, ananda kan temukan puncak tertinggi itu justru saat kening ananda menyentuh tanah tempat kaki ananda berpijak, meski itu tempat paling rendah di muka bumi...

Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)

ilustrasi:kamifa.gamais.itb.ac.id Ust. Dedi Mulyono, tadi malam sampai berapi-api di Ruang Abu Bakar menyampaikan tentang Ruhiyah. Mari saya ceritakan. Tema mabit tadi malam adalah "Satu Malam Lebih Dekat (Dengan Al-Qur'an)". Diawali dengan tilawah keroyokan hingga pukul 9.00. Awalnya Ust. Dedi memulai kalem, lalu kami dikagetkan dengan pancaran energinya yang ia Obral ke setiap ya ng hadir. Ia awali dengan surah Al Hasyr ayat 19,"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah. sehingga Allah membuat mereka lupa terhadap diri sendiri. Merekalah Orang-orang fasik." Inilah urgensi Ruhiah. Jika kita lupa kepada Allah dengan meninggalkan amalan-amalan ruhiyah, hakikatnya kita lupa pada diri sendiri. Melupakan Allah adalah melupakan diri, begitu singkatnya. Karena syaitan selalu ada dalam hati setiap insan, jika ada yang ingat Allah maka si syaitan sembunyi ketakutan. sepertinya pikiran kita tak pernah kosong, jika kita tidak ingat Allah, m